13 Risiko Sedot Lemak pada Kesehatan yang Perlu Diperhatikan

Sedot lemak adalah salah satu jenis operasi untuk menghilangkan lemak dari area tubuh tertentu, seperti perut, pinggul, paha, bokong, lengan, atau leher. Sedot lemak bukan pengobatan untuk menurunkan berat badan. Seperti operasi lainnya, sedot lemak memiliki risiko serius dan kemungkinan terjadi komplikasi, pendarahan, hingga reaksi terhadap anestesi.

Risiko tersebut dapat terjadi ketika operasi, setelah operasi, atau bahkan saat masa pemulihan. Kulit akan terlihat bergelombang atau keriput akibat distribusi lemak yang tidak merata dan elastisitas kulit yang buruk. Perubahan ini bisa bersifat permanen.

Perlakuan Ibu Reino pada Bayi Syahrini yang Baru Lahir Terekam Aisyahrani, Sorot Sikap Reiko Barack Banjarmasinpost.co.id Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 59 60 61 62 Kurikulum Merdeka: Penilaian Pengetahuan Bab 2 Halaman 4 Tak Perlu Minum Obat Seumur Hidup, dr Zaidul Akbar ungkap Kebiasaan Baik Buat Darah Tinggi Sembuh Serambinews.com

Penumpukan cairan sementara atau yang dikenal sebagai seroma dapat terbentuk di bawah kulit. Pasien akan mengalami mati rasa untuk sementara bahkan permanen di area yang dirawat. Saraf di area tersebut mungkin akan terasa seperti iritasi.

Meskipun jarang, infeksi kulit bisa terjadi. Infeksi yang parah dapat membahayakan. Kerusakan internal jarang terjadi. Namun jika tabung tipis yang digunakan selama operasi menembus terlalu dalam, dapat menusuk organ internal. Sehingga dimungkinkan memerlukan operasi darurat untuk memperbaikinya.

Emboli lemak adalah keadaan darurat medis. Potongan lemak dapat pecah dan masuk ke pembuluh darah, kemudian mengumpul di paru paru lalu mengalir ke otak. Sedot lemak dalam jumlah besar dapat menyebabkan pergeseran cairan, yang berpotensi menimbulkan masalah ginjal, jantung, dan paru paru yang serius.

Lidokain adalah obat yang digunakan untuk mengatasi rasa sakit dan sering diberikan bersama bius selama sedot lemak. Meskipun biasanya aman, keracunan lidokain dapat terjadi dan menyebabkan masalah serius pada jantung dan sistem saraf pusat. Hal ini bisa terjadi karena pasien tidak mendapatkan cukup bius selama operasi.

Selama proses sedot lemak, ada risiko kehilangan darah yang signifikan. Kondisi ini memerlukan transfusi darah sehingga menambah risiko komplikasi lainnya. Setelah proses, area yang disedot lemak bisa mengalami bengkak, memar, dan rasa sakit.

Hal ini dapat memengaruhi kenyamanan tubuh. Sedot lemak melibatkan pembuatan sayatan kecil pada kulit sehingga bisa meninggalkan bekas luka atau luka yang memerlukan waktu lama untuk sembuh. Anestesi yang digunakan selama prosedur memiliki risikonya sendiri, termasuk reaksi alergi atau komplikasi yang jarang terjadi.

Itu dia beberapa kemungkinan risiko sedot lemak yang bisa terjadi. Untuk mengurangi risiko di atas, penting untuk berbicara dengan dokter bedah kosmetik bersertifikat dan terlatih khusus, sebelum mempertimbangkan untuk melakukan sedot lemak. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *